Motif
utama bagi suatu produsen adalah laba atau keuntungan (profit). Laba dalam arti
sederhana adalah total penerimaan dan total pengeluaran. Perusahaan selaku
produsen mempunyai tujuan bagaimana caranya memperbesar laba dengan menekan
seminimal mungkin pengeluaran dalam proses produksi. Namun, kita pasti
berpikiran bahwa pandangan tersebut di atas sangatlah tidak etis. Karena
semestinya Perusahaan selaku pelaku ekonomi haruslah selalu mengedepankan
kepentingan konsumen (dalam hal ini masyarakat).
Untuk
menciptakan perilaku yang sehat tersebut, maka perusahaan selaku produsen
haruslah menanamkan hal-hal berikut:
1. Memberikan keuntungan pada semua pihak yang
terkait dengan perusahaan.
2. Memberi sumbangan sosial dalam bentuk CSR
(Corporate Social Responsibility) atau ComDev (Community Development).
3. Menumbuhkan rasa saling percaya dengan para
pihak yang terkait dengan perusahaan.
4. Menghormati aturan main proses produksi dan
distribusi.
5. Mempunyai sikap hormat terhadap lingkungan
terutama lingkungan alam di sekeliling perusahaan.
6. Menghindari praktik-praktik yang tidak
etis.
Produsen dan Fungsi Produksi
Produsen
adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual atau dipasarkan.
Orang yang memakai atau memanfaatkan barang dan jasa hasil produksi untuk
memenuhi kebetuhan adalah konsumen.
Faktor
produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang
dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu
tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada
perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh
benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh
perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources).
Fungsi
produksi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara berbagai kombinasi
input yang digunakan untuk menghasilkan output. Asumsi dasar untuk menjelaskan
fungsi produksi adalah berlakunya “ the lawa of diminishing ret urns” yang
menyat akan bahwa apabila suatu input dit ambahkan dan input lain tetap maka
tambahan out put dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan
mula-mula menaik, tapi pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika input
tambahan tersubut terus menerus ditambahkan.
Jadi dalam
ini ada 3 tingkat produksi :
1) Tahap 1 : produksi terus bertambah dengan
cepat
2) Tahap 2 : pertambahan produksi total
semakin lama semakin mengecil
3) Tahap 3 : pert ambahan produksi total
semakin berkurang
Perilaku Produsen
Sebuah
usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau
yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang
yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan
mengelola suatu bisnis.
Pengusaha
berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah
usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas
pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber
daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha
lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang
menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis.
Agar
berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
a.
Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis,
serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara
mencapai tujuan tersebut.
b.
Pengorganisasian yaitu semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk
mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
c.
Pengarahan agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan
membimbing anak buahnya.
d.
Pengendalian yaitu hubungannya dengan
bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau
justru sebaliknya.
Produksi Optimal
Produksi
optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi untuk memproduksi output
tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak dimungkinkan untuk
meningkatkan output tanpa mengurangi produksioutput yang lain.
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat
produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah
produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan
(Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up
cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum.
Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau
total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ
mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi.
Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh
terhadap biaya persiapan.Metode EPQ menggunakan asumsi sbb :
- Barang
yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat
permintaan.
- Selama
produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat
produksi dikurangi tingkat permintaan.
- Selama
berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan
selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto
(2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable
saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang
disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut
biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya
penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung
dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar
apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya
penyimpanan diantaranya :
- - Biaya
fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
- - Biaya
modal (opportunity cost of capital)
- - Biaya
keusangan
- - Biaya
perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
- - Biaya
asuransi persediaan
- - Biaya
pajak persediaan
- - Biaya
pencurian, pengrusakan atau perampokan
- - Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment